Setelah tiga hari menjelang empat hari kerjaan saya kebanyakan hanya memantau sosial media, ribut di sana (sesekali berantem dengan entah akun siapa), dan ngebaca ini-itu tentang politik, saya pun musti balik ke urusan kerjaan saya lagi hari ini. Senin dan sampai Kamis itu padahal ada dua anak yang keracunan makanan. Minggu kemaren, mereka baru benar-benar sembuh. Jadi, saya ngebacot di sosmed sambil jagain anak-anak dan memutuskan secara sepihak–karena saya bisa dan emang suka-suka saya, kan–kalo saya mencutikan diri. ╰(*°▽°*)╯

Cuti ini capeeek … banget.

Landing page podbuddy yang sekarang.

Rabu malam, saya menyelesaikan desain UX/UI podbuddy. Sama si Tuan, desain ini dimasukkan ke GitLab jadi anak-anak magang PACE IT bisa langsung kerja dari sana. Di Rabu malam itu, saya clone desain ini dan buat lanjutan desainnya untuk subset project di masa depan–yang saya belum tahu kapan. Versi yang masuk GitLab, itu saya jadikan MVP (Minimum Viable Product). Maunya saya, sambil nungguin yang versi MPV ini dikerjain, saya bisa ngelanjutin buat ngedesain tambahan-tambahan fitur lainnya, tetapi … saya yaaah … ngebacot–karena mau ikut demo enggak dibolehin. 😃

Saya bukan selebritas jadi ketika saya nge-post apa pun di Threads dan Instagram dan reaksi yang saya dapatkan kayak di bawah ini, saya kaget juga.

Post saya ini untungnya enggak dipakai buat ngegiring opini ke sana-ke sini. Setelah post ini, apa pun yang saya post, kayaknya lebih dari 1k likes, komen dan repost-nya pun banyak. Lalu … Threads saya enggak bisa nge-post dan komen. Ponsel pun saya silence dan notif di lock screen saya matikan. Sehari sebelumnya, ponsel yang saya biarkan normal aja keadaannya kayak biasa, itu enggak berhenti notifnya. Saya matiin notif, enggak berhenti getarnya. Hadeh. Jadi, yaudah sekalian saya silence. Orang modelan kayak saya panik juga ngeliat respon kayak gini.

Namun, akhirnya saya mikir; kalo gitu, sekalian aja saya nulis apaan, kek, buat edukasi tentang politik. Ini juga enggak saya kerjain dengan benar karena liat notif aja udah capek duluan. (⊙_◎)

Balik ke urusan podbuddy….

Selama ini, pendekatan saya ke podbuddy adalah; saya mau buat sesuatu yang saya mau dan suka.

Bertahun-tahun, pendekatan kayak gini agak-agak enggak disetujui oleh beberapa orang yang membantu saya dengan alasan yang masuk akal juga; saya itu power user. Saya akan punya bias. Namun, setiap kali MVP dibuat, enggak pernah berhasil walopun dibuat sampai selesai. Di awal proses pembuatan ulang podbuddy di tahun ini, saya berkali-kali bilang sampai disetujui oleh semua, “Saya mau buat apa yang saya mau. Kalian bantuin sesuai dengan yang saya mau.”

Saya jadikan argumen bahwa, “Kalo gue aja males makenya, apalagi yang lain?”

Saya mau barang yang saya suka makenya.

Dari situ disepakati; yaudah lo yang bikin UX/UI-nya, nanti anak-anak magang ini yang coding. Jadilah dua pekan sebelum Rabu kemarin itu, saya belajar untuk memakai Firebase Studio untuk ngebuat UX/UI. Ini tools untuk vibe coding sebenarnya, tetapi saya pilih untuk nge-prototyping podbuddy karena ternyata … saya bisa komunikasi sama dia.

Saya suka sama yang saya buat sekarang … entah gimana nanti Manteman yang nyoba pakai juga.

Ngomong-ngomong tentang Firebase Studio, saya pakai juga tools ini untuk vibes coding sambil belajar logika ngebuat website kayak gini. Karena saya suka nge-games, saya pun buat games simulasi di situ, maksudnya sih … pas biar saya udah mulai ngerjain podbuddy, saya udah tahu tools ini cara kerjanya gimana. Saya pun belajar bikin PRD (Product Requirements Document) di ChatGPT dan ketika udah kelar, dipindah ke Gemini karena di Firebase Studio, pakainya Gemini.

Di awal pekan kemarin, saya mengubah konsep podbuddy secara keseluruhan dan temanya pun sekarang jadi ‘tumbuh-tumbuhan’. 🌿

Semoga nanti semuanya suka.

Saya mulai rutinitas hari ini dengan nulis dulu di sini–yang mana dimulai sekitar pukul 14an. Buat ngingetin lagi kalo kerjaan berjejer ini nungguin. Salah satu yang paling saya suka adalah kerjaan meeting dengan anak-anak PACE IT dan PACE Media/Arts.

Saya enggak tahu apa yang saya usahain ini nanti akhirnya gimana. Saya enggak punya target, yang saya kerjain cuma berusaha memanfaatkan semua hal yang bisa ngebantu saya sebaik-baiknya. Pokoknya jangan sampai ada bantuan atau kesempatan yang terlewat atau tersia-sia. Saya juga belajar apa-apa yang saya perlu tahu dan pahami untuk ngebuat apa yang saya mau ini. Enggak perlu sampai ahli, saya hanya perlu paham. Itu aja.

Saya juga selalu diingetin kalo saya musti menikmati semua ini. Enggak stress. Enggak tertekan. Dua hal yang sangat susah sebenernya. Namun, nasehat ini masuk akal karena saya punya kontrol atas banyak hal di luar diri saya. Trus, nasehat lainnya lagi; you’re nothing. Saya ini cuma orang yang ‘kebetulan’ punya akses dan tools. Enggak boleh gede kepala.

Yah … begitu, lah, sepekan ini.

Abis nulis ini, saya mau ngebakso dan mungkin malam nanti mau lanjutin kerjaan lagi.

Sehat-sehat, yaaa … Manteman.

Visited 15 times, 1 visit(s) today

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.